Senin, 19 Oktober 2009

Open Source atau Closed (Licensed)Source ?

Bagi sebagian orang, jika ditanya dengan pertanyaan demikian pasti akan mencerna dulu apa maksudnya. Namun bagi penggiat IT, mungkin ini pertanyaan yang mudah. Sebagian akan memilih Licensed Source dengan alasan keamanan, kemudahan dan sumber yang jelas. Sebagiannya lagi akan memilih Open Source dengan alasan fleksibilitas yang tinggi dan kemudahan bereksperimen. Dan alasan yang paling banyak didengar dari pengguna Open Source adalah tidak harus mengeluarkan biaya untuk memilikinya (gratisan). Tetapi mari kita lihat feedback dan efek negatif dari kedua sumber ini. Pertama, Open Source. Open Sorce paling dikenal di kalangan mahasiswa/pelajar karena fleksibilitasnya dan tentu saja karena gratisnya. Kita ambil contoh Operating System (OS) Ubuntu yang berbasis pada LINUX. sistem operasi ini memperbolehkan kita untuk mengatur secara mandiri sistem dan fitur yang ada. pada Ubuntu, agar sistem selalu up to date, kita harus secara rutin mencari fitur update terbaru. lalu, agar sistem berjalan dengan optimal kita dipersilahkan mengutak-atik registry dan lainnya. Tetapi itu tergantung dari pemahaman kita. Jika sampai terjadi kesalahan, maka sistem akan mengalami crash. Tetapi kita tidak perlu khawatir karena kerusakan-kerusakan yang terjadi tidak akan menimbulkan kerusakan permanen. kita hanya perlu mengutak-atik lagi agar sistem tersebut bisa berjalan lagi seperti semula.Opensource biasanya di sebarkan dan dikembangkan oleh sebuah komunitas atau kelompok belajar(terutama mahasiswa). Sehingga perkembangan akan cepat karena bug yang di temukan akan langsung di tangani bersama. Sangat berbeda dengan software dengan source tertutup karena kita tidak dapat mengubah kesalahan yang ada pada pengkodeannya.Lalu, bagaimana dengan Licensed Source atau source tertutup ? Simpel saja seperti yang saya tulis diatas. Kita tidak dapat merubah apapun. kalaupun bisa, sangat beresiko dan anda harus bersiap-siap menggotong PC atau laptop anda ke tempat perbaikan komputer terdekat. Atau dengan solusi ampuh install ulang yang mengakibatkan hilangnya data-data yang ada.
Jadi apa kesimpulannya ? Bagi sebagian orang yang senang berpetualang dengan komputernya, pilihan Open Source jelas paling tepat. Jika masih pemula, kerusakan yang terjadi akibat penggantian" pengkodean dan registry editor (regedit) tidak akan merusak keseluruhan sistem. Ini dikarenakan Open Source membernarkan adanya perubahan pada source codenya. Contoh dari para pengguna open source adalah pelajar/mahasiswa dan orang" yang bekerja di bidang IT.
Bagaimana dengan Licensed Source atau software tertutup ? Bagi orang" yang ingin kemudahan dan tidak neko", software macam ini sangatlah cocok. Contohnya, Pekerja kantoran (kecuali bagi yang bekerja di perusahaan berbasis IT).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar